RSUD Sigli Mulai Layani Pasien Jantung
SIGLI – Sejak awal November 2016, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli telah mampu melayani pasien penyakit jantung, karena RS ini telah memiliki alat Echocardiography yan berfungsi mendeteksi gerak jantung.
“Pelayanan bagi pasien jantung di poliklinik rawat jalan jantung, dibuka dua kali seminggu, yaitu setiap Senin dan Kamis,” kata Direktur RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, drg Mohd Riza Faisal MARS, Rabu (23/11).
* Dua Kali Seminggu
Menurutnya, sejak adanya alat periksa jantung ini, jumlah pasien yang dilayani mencapai 100 orang per hari. Namun, pelayanan masih terbatas hanya dua kali seminggu, karena dokter ahli yang bertugas hanya satu orang, yakni dr Fouzal Aswad SP JP FIHA, ahli jantung yang saat ini dikontrak dari Banda Aceh.
Untuk mengembangkan RSUD Sigli menjadi lebih baik, pihak RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli akan berupaya menambah dokter spesialis dan melengkapi alat medis untuk mendukung pelayanan kepada pasien.
Ia mengakui, kurangnya jumlah dokter ahli jantung dan beberapa peralatan pendukung lainnya, membuat pelayanan jantung di RS ini belum maksimal. “Upaya ini kami lakukan dengan menjalin kerjasama dengan RSUZA di Banda Aceh dan RS di Jokyakarta. Kami juga mengusahakan agar dokter jantung dikontrak secara tetap dan bisa menetap di Pidie. Sebab, jika ada pasien mendadak serangan jantung, dapat segera teratasi,” harapnya.
Mengutip data dari Poliklinik Jantung di RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, kebanyakan pasien yang dilayani di Poli ini menderita penyakit jantung koroner. Ia tidak dapat menjelaskan detail faktor penyebabnya, namun salah satunya terkait pola makan dan kurangnya kesadaran menjaga kesehatan.
Secara terpisah, keluarga pasien jantung, Ny Rina yang merupakan warga Kota Sigli, mengaku sebelumnya ia harus rutin ke RS di Banda Aceh untuk memeriksakan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung. “Dengan adanya pelayanan Poli Jantung di RSUD Sigli ini, sangat membantu kami, khususnya dalam hal biaya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk memeriksakan penyakit ke Banda Aceh, ia menghabis biaya untuk ongkos pergi-pulang dan akomodasi menncapai Rp 300.000 lebih.(aya)
Recent Comments